Teman-teman sebangsa setanah air. Hari ini tanggal 8 Juli 2004 adalah hari ketiga sejak kita sama-sama memberikan suara pada pemilu yang disebut masyarakat dunia sebagai pemilu satu hari paling rumitdalam sejarah demokrasi.
Dalam kesempatan ini saya ingin memberikan selamat pada seluruh bangsaIndonesia yang telah berhasil melaksanakan pesta demokrasi ini dengan selamat, aman, dan tanpa korban jiwa yang signifikan. Pemilihan presiden langsung adalah sebuah acara yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dan sebuah prestasi yang luar biasa mengingat 6 tahun lalu kita masih berada dalam bentuk demokrasi semu.
Penghitungan suara memang belum selesai, tapi kita semua rasanya sudah bisa mengira-ngira siapa yang akan maju ke putaran kedua, karenanya ijinkan saya untuk mengucapkan selamat pada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Megawati yang akan melaju ke putaran ke dua pemilu presiden ini, yang mana salah satu diantara mereka akan menjadi Presiden Indonesia yang memimpin kita semua keluar dari krisis multi-dimensi ini.
Ada dua pilihan yang masih saya pertimbangkan saat ini. Menyatakan diri sebagai kekuatan oposisi pada pemerintahan yang akan terbentuk akhir tahun ini atau memberikan dukungan saya kepada salah satu calon presiden yang akan ditentukan pemenangnya September nanti.
Masing-masing pilihan mensyaratkan konsekuensi yang harus kita sama-sama pikul dan pasti akan saya pikirkan baik-baik.
Sementara itu, perkenankan saya menyampaikan sesuatu, saudaraku, para pendukungku, baik itu dari Muhamadiyah, NU, PKS maupun dari golongan manapun,janganlah berkecil hati, janganlah perilaku supporter sepakbola yang membuat kerusuhan ketika kalah kita ulang disini, janganlah menjadi bitter kata orang bule.
Biarkanlah kekalahan ini mendewasakan kita, membangunkan kita. Tidak ada yang salah dengan rakyat, kekalahan ini adalah bukti bahwa demokrasi berjalan dengan sempurna. 150 juta teman-teman kita dengan bebas memberikan suara pada pemilu kemarin. Reformasi tidak akan mati hanya karena saya tidak terpilih. Perubahan tidak akan mandeg karena bukan saya yang jadi presiden. Sejarah tidak berhenti hanya karena seorang Amien Rais.
Mari kita sama-sama tegakkan kepala dan merasa sebagai bagian dari bangsa ini, yang kalah dalam pemilu yang bersih. Kita terima kenyataan ini dengan dewasa dan besar hati. Kita semua sama-sama kecewa tapi jangan kita kotori usaha kita selama ini dengan kecurigaan-kecurigaan pada KPU, dengan kepahitan tuduhan kecurangan, dengan kemarahan.
Dari dasar hati yang paling dalam, saya mengucapkan terima kasih pada anda yang telah memberikan suaranya untuk mendukung saya dan dengan ini saya berjanji untuk tidak melupakan dukungan tersebut sampai kapan pun!
Mari kita buktikan pada semua orang bahwa pendukung Amien Rais adalah manusia-manusia berkualitas tinggi yang mampu kalah dan mampu bangkit kembali. Yang akan bekerja dan berusaha dengan baik di posisi apapun. Yang mengerti bahwa jalan panjang untuk Indonesia yang sejahtera, makmur, adil untuk semuanya ini baru dimulai.
Indonesia yang lebih baik ada didepan mata kita semua, mari kita sama-sama bangun,mari kita sama-sama jaga.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar