Rabu, 08 Februari 2012

Lucu - Lucu


Solilokui



Tidak sedikit orang dengan keberanian yang tidak “lumrah” mampu menghadapi ancaman maut. Tidak pula sedikit orang yang secara sadar mampu memaksakan diri dan memberanikan diri untuk tampil di gelanggang persaingan hidup, resiko urusan belakangan. berhasil atau tidak, lain soal. Tapi hanya segelintir orang yang memiliki keberanian untuk sekedar bertatap muka dengan buku, apalagi bergaul dengannya. Menatap, menjamah dan bergaul intim dengannya. Dan, kalau pun dengan terpaksa ia harus melakukan itu, salah satunya (anda atau buku) akan menjadi korban. Korban pemerkosaan.
Keringat dingin tanpa terasa membasahi dahi dan punggung, bila kita dipaksa untuk bergaul initim atau sekedar bertatap muka dan berbasa-basi dengan buku. Teror ! itu yang aku rasakan. Dan, setelah selesai bertatap muka dan berbasa-basi dengan buku itu, seluruh persendian akan terasa linu, dan seluruh tulang serasa dilolosi satu persatu. Dan kebebasan serta harga diri seakan-akan dirampas dan dicampakkan.
Tak ada waktu yang terasa paling terbuang sia-sia, merambat demikian lambat, kecuali ketika kita sedang membaca buku.
Sedemikian penakut dan pengecutkah kita, atau sedemian menyeramkannya wajah buku yang ada di hadapan ku? Atau, mungkin aku tidak pernah mau tahu dan mengenal wajah lembut diantara retakan lembar-lembar kehangatan pelukan sang buku.
Mematut diri untuk berkencan
Jam dinding terus berdetak, seperti ketukan pada pintu yang meminta untuk segera disahuti. Ketukan yang mengingatkanku pada rencana yang kurancang sebelumnya. Rencana untuk berkencan. Sesuai rencana, sekarang memang waktunya untuk melakukan kencan pertama dengan sang buku yang siang tadi baru kubeli. Wajahnya memang cantik, dan satu lagi yang membuatku geregetan: tubuhnya demikian montok, mengisyaratkan kedalaman dan kelengkapan misteri yang dikandungnya. Senyumnya menjanjikan kelembutan dan keceriaan. Senyuman yang membuatku begitu bersemangat untuk memilikinya. Namun kini, semakin terbayang kemolekan dan kesempurnaannya, semakin surut pula keberanianku untuk menemuinya. Banyangan asiknya bercengkrama, mempertemukan kata, menguap seperti asap rokok yang membumbung tinggi dan lenyap dari pandangan.
Inikah yang disebut cinta monyet? Hanya senang memandang dan membicarakannya, tapi tak memiliki keberanian dan kemampuan untuk mengungkap isinya, seperti “monyet ngagugulung kalapa”. Aku benar-benar tersinggung dengan pikiranku sendiri, aku bukan monyet.
Aku melangkah mendekati meja tempat dimana buku itu duduk mematung menunggu sentuhanku. Aku betul-betul tersinggung, kutarik kursi dan duduk. Dengan perasaan gemas, kuraih buku itu. Kutatap, jari-jari tanganku mulai menelusuri dengan lembut seluruh bagian jilid buku itu. Halus. Jai-jariku bergetar penuh hasrat…
Montok memang, tampak dari ketebalannya. Kutatap hurup-hurup yang membangun satu makna dalam pikiranku. Tak tahu pasti, apakah pikirkanku itu sesuai dengan apa yang dimaksud sang penulis. Ketidaktahuan yang kurang lebih sama dengan ketidaktahuanku tentang maksud Tuhan mencipktakanku dan memberiku kehidupan. Tapi, ketidaktahuan itu tidak pernah membuat aku surut untuk melanjutkan kehidupanku. Haruskah aku surut kembali hanya karena aku tidak pernah tahu secara pasti apa yang penulis maksud dengan judul yang terpampang demikian indah? Bukankah ketidaktahuankulah yang membuat buku ini tampak sedemikian menarik, sarat dengan misteri!
Kembali kutatap secara lebih seksama, judul buku itu. Apa kira-kira maksud dan makna yang dikandungnya. Kutelisik seluruh pengetahuan yang telah kumiliki, kutelusuri pengalaman masa lalu, satu-persatu ku-urai pemikiran yang sempat hadir dalam benakku. Menduga-duga dan mencari hubungan kesemuanya dengan judul yang terpampang di depan mataku. Siapakah buku ini? Jangan-jangan telah kukenal sebelumnya. Ternyata aku memang mengenalnya, tapi tampak samar. Sejumlah pertanyaan muncul dalam benakku. Apa, mengapa, dan bagaimana; apakah ini atau itu.
Kuraih pena, dan kucatat semuanya. Pengetahuan, pengalaman dan pikiran yang sekiranya menjadi petunjuk untuk mengurai misteri buku ini. Seperti mengurai misteri senyuman seorang gadis cantik yang melambungkan imajinasiku. Aku tersenyum malu. Satu misteri telah ku-urai, mungkin ini atau itu. Bisa jadi ini atau itu. Kalau tidak ini tentunya itu. Dan bisa juga bukan ini dan bukan pula itu. Eureka !!, “Kini kutemukan misteri itu !!”. Ia bersembunyi diantara sejumlah pertanyaan yang kulipat antara kemengertian dan ketidaktahuanku.
Dengan penuh semangat kubuka lapisan pertama misteri itu. Terpampanglah di hadapan mataku, dan tertulis “DAFTAR ISI”.
Untuk lebih fokus kutelusuri point demi point dengan jari-jariku. Kujamah lekuk dan tonjolannya. Bab dengan sub-babnya. Kemudian kuhubungkan dan kurangkai satu dengan yang lainnya, seperti bermain puzle. Pada akhirnya setiap bab dengan sub-babnya, menjadi suatu bentuk yang secara samar kukenal maksudnya. Bentuk-bentuk yang secara utuh menjadi bentuk yang lebih jelas. Sejumlah pertanyaan yang telah kucatat satu persatu kini menemukan jawabannya, untuk sementara. Misteri itu semakin terbuka lebar. Nah itu dia, jawaban-jawaban yang satu persatu membayangkan sejumlah pertanyaan baru. Satu misteri terungkap dan terjawab, seribu pertanyaan muncul ke permukaan. Jawaban itu, kemengertian itu ternyata tak lain dan tak bukan adalah pintu gerbang yang mengantarkan kita pada misteri dan ketidakmengertian lainnya. Hidup ini memang aneh. Semakin dimengerti semakin banyak pula misteri yang menanti untuk disingkap. Seperti halnya sebuah jawaban yang beranak pertanyaan dengan jumlah yang lebih banyak.
Aku jadi teringat kata-kata bijak, kehidupan ini merupakan misteri dari masa tunggu kematian yang akan menyingkapnya, dan kematian itu pun misteri dari masa tunggu menuju kehidupan lainnya. Dan begitu selanjutnya. Kehidupan tidak berada dalam salah satu pasenya akan tetapi dalam menjalani keseluruhannya, secara sadar dan penuh tanggung jawab.
Bila misteri dan ketidakmengertian kini malah semakin menumpuk, walaupun telah banyak jawaban yang kuperoleh, mestikah kulanjutkan kencan ini. Seperti minum yang menjawab rasa haus, yang untuk kemudian haus kembali. Kantuk yang dibelai nyenyaknya tidur, bangun dan ngantuk kembali. Menemukan jawaban dari pertanyaan untuk mendapatkan pertanyaan yang lebih banyak dan lebih rumit. Dan begitu seterusnya. Bila demikian, untuk apa kujalani semuanya ini, bila kita hanya akan kembali ke keadaan semula?
Kembali ke keadaan semula. Itulah persoalannya. Betulkan kita terus-menerus kembali ke keadaan semula? Bila kita menyimak teorema Heraklitos, bahwa kita tidak pernah menginjak air sungai yang sama walau pun kita tetap menginkakkan kaki kita pada aliran sungai yang sama. Maka, tidak ada yang disebut kembali ke keadaan yang sama. Pertanyaan-pertanyaan sebelumnya tidaklah sama dengan pertanyaan kemudian setelah mendapatkan jawabannya. Dan jawaban sebelumnya tidaklah sama dengan jawaban kemudian setelah menemukan pertanyaannya yang baru. Yang baru tidaklah sama dengan yang lama, dan tidak pula sama kebalikannya.
Bila demikian masalahnya, aku tidak boleh berhenti sampai di sini. Karena toh, mencari dan menemukan senantiasa dilakukan pada aliran sungai yang sama, walaupun apa yang kita dapat terus-menerus berbeda. Bukankah keberbedaan yang membuat hidup ini menarik. Seperti buku yang kini kukencani. Ia berbeda dengan buku-buku lain, berbeda dengan buku yang pernah kukencani, walu tidak pernah tuntas. Keberbedaan itu pula yang membuat aku mampu memlihara hasrat, dan keberbedaan itu pula yang membuat aku bisa bertahan dan mempertahankan serta melangkungkan kehidupan ini. Tak pernah merasa bosan.
Karena keyakinan akan adanya perbedaan itu, kubuka kembali halaman lain. Halaman yang kini kuyakini penuh dengan misteri. Misteri yang menawarkan sebuah jawabab. Dan jawaban yang dibayangi dengan sejumlah pertanyaan lain yang lebih banyak dan lebih rumit.
Dada terasa sesak, lipatan-lipatan imaji memenuhi ruang pikiranku. Sejumlah kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang terlontar seolah menyerbu, menggedor relung-relung dan lubang urat sarafku. Seperti gelombang air laut yang bergulung kejar-mengejar kemudian pecah, berusaha menjangkau garis pantai terjauh. Gulungan dari lipatan imajiku menekan urat saraf kepala dan rongga dada, sesak terasa.
Kutarik napas dalam-dalam, dan kuhembuskan kuat-kuat untuk mengurangi rasa sesak di dada. Usaha itu berhasil. Namun, gulungan lipatan imaji itu bukannya terurai bahkan semakin membesar, seperti balon yang terus menerus ditiup hampir meletus.
Aku berdiri dari dudukku. Kugerak-gerakkan tangan ke segala arah, bersamaan dengan itu kakiku pun kugerak-gerakkan, perlahan. Maksud hati mengurai gulungan imaji dalam benakku yang terus menerus mencari ruang untuk menepi. Tanpa sadar, mulutku berucap dan berkata-kata: “Merangkai dan mengurai jalinan imaji menjadi ide dan gagasan yang terucap”. Semakin lama, tekanan dan desakan pikiranku mulai berkurang. Kutarik napas dalam-dalam, dan kuhembuskan secara perlahan, berusaha untuk menghimpun dan menyusun ulang kata yang telah terucap.
Kuambil pena, dan kutulis semuanya. Tanpa ragu, tanpa kekhawatiran. Benar atau salah, bukan masalah. Gulungan dan lipatan imaji kini telah terurai dan tersusun menjadi lembaran yang tersusun rapi, membentuk bangun kemengertian yang tak kan pernah hilang dari lembar garis kehidupanku.
Kencan pertama selesai sudah. Rasa puas dan bahagia memenuhi rongga dadaku. Dunia terasa lapang, tubuh pun terasa ringan. Buku itu, kini telah menjadi keksasihku. Kuraih ia, kugenggam dan kurengkuh dalam pelukan hangat. Tak ada lagi rahasia di antara kita, kita disatulkan dalam mistiri yang tak berujung. Malam itu, aku tertidur lelap bertemankan buku yang telanjang dalam kehangatan dekapan dadaku.

Reorientasi Makna Hidup Paradigma Sosial


Akar Pembentukan Makna Hidup Makna hidup merupakan persoalan yang bersifat sunstansial, fundamental, sekjaligus persepsional. Asumsi-asumsi yang dijadikan pijakan bagi perumusan makna hidup ini bisa berpijak di atas nilai-nilai tradisi budaya (lokal) yang diyakini sebagai nilai yang bersifat primordial (ancient) serta perenis, dan khususnya pada masyarakat atau individu/masyarakat yang religius persoalan tersebut senantiasa dipijakkan padan asumsi-asumsi teologis-primordialistik, persnis. Selain itu, makna-makna hidup bagi masyarakat tertentu mungkin juga dirumuskan di atas premis-premis filosofis.
Rumusan tentang makna hidup, dalam tata pikir filsafat, akan melibatkan atau berada dalam tataran pembicaraan tentang pandangan tentang realitas (ontologi), cara pandang terhadap realitas (epistem), pembicaraan tentang nilai, dan pandangan tentang eksistensi manusia. Dengan demikian, pembicaraan tentang makna hidup dalam pandangan filsafat merupakan persoalan yang sangat substansial. Karena, tokh, pada inti dan akhirnya filsafat berbicara tentang hakikat kehadiran manusia baik sebagai subjek maupun sebagai objek dalam kehidupannya di mujka bumi.
Rumusan makna hidup manusia dalam pendekatan budaya (antropologi), dapat dipilah dalam dua sisi yang saling berhubungan. Pertrama sebagai kenyataan primordial, yaitu bahwa secara sadar atau tidak, setiap manusia telah memiliki asumsi-asumsi tentang makna hidup yang diwariskan melalui proses kebudayaan, baik dalam bentuyk sistem agama, maupun sistem nilai budaya dalam maysrakatnya. Di sisi lain, suatu makna hidup dirumuskan sebagai suatu strategi orientasi kehidupan manusia baik sebagai individu maupun masyarakat, yang lahir dari dan melahirkan sutau kebudayaan.
Dengan demikian, makna hidup memiliki arti sebagai rumusan konseptual dan mental yang berpijak pada: nilai-nilai primordial seperti sistem nialai budaya atau sistem keyakinan (agama), atau suatu sistem pimikiran filsafat. Rumusan tersebut memiliki fungsi sebagai pola orientasi kehidupan mnausia di muka bumi, sehingga dalam menjalankan kehidupannya manusia memiliki orientasi yang jelas serta memiliki nilai yang berharga dan layak untuk diperjuangkan. Lebih dari itu, kehidupan menjadi berharga untuk dijalani, dilangsungkan (dilestarikan).
Suatu makna hidup (seperti telah disebut), sengan demikian bisa dilihat sebagai suatu nilai substansial dalam kehidupan manusia, dan dilihat secara fungsional. Secara substansial, ia telah menjadi suatu yang diyakini secara indivisual, bersifat autentik, yang dalam konteks budaya ia merupakan sistem nilai budaya yang dianut secara komunal dan menjadi kerangka disposisi substansial manusia dalam tata alam semesta dan keilahian. Sementara, secara fungsional, yaitu sebagai strategi dalam menentukan orientasi kehidupan, posisinya sagatlah bersifat relasional (relatif, kondisional). Disposisi dan relasi makna hidup kadang sangat tergantung pada kondisi tertentu dari indivisu maupun masyarakat. Dalam keadaan tertentu, secara fungsional, orang bisa terjebak pada pilihan antara sisi-sisi substansial atau pada sisi-sisi fungsional dari makna hidupnya. Makna hidup awal (substansial) kadang dikorbankan demi kepentingan-kepentingan yang bersifat spasio-temporal. Hal tersebut terjadi terutama ketika manusia tidak mampu mengontrol desakan kecenderungan konsumtifnya, terutama ketika dihadapkan dilema tuntutan kehidupan praktis-pragmatis yang dalam kondisi tertentu dianggap vital dan mendesak. Keadaan tersebut bisa mengakibatkanb disorientasi kehidupan sehingga menyimpang atau bahkan bertentang dengan rumusan makna dan orientasi hidup yang diyakininya.
Disorientasi makna hidup, dalam sejarah manusia, merupakan akar dari bencana yang memakan korban yang tidak sedikit. Peperanga, perbudakan, alienasi, dan anomi kehidupan adalah wajah manusia yang muncul ke permukaan sejarah manusia, ketika nilai-nilai substansial (makna hidup) digesek-aus oleh orientasi fungsional yang bersebrangan dengan rumusan awal makna hidup substansialnya. Dengan jargol modernisasi (insal modern), atas nama ideologi (ideolog dan politikus), bahkan keunggulan ras (rasialis, nasionalis)serta agama (agama sisial, formal), mansuia berani mempertaruhkan nilai-nilai substansial yang terangkum dalam rumusan makna hidup yangd irumuskan dan diyakininya sejak awal. Atau, jangan-jangan itulah makna hidup yang dirumuskannya.
Disorientasi Makna Hidup Pada Masyarakat Muda Modern
Secara sosiologis, yang perlu mendapat perhatian khusus, masyarakat yang menjadi korban dan menangung beban berat dari disorientasi makna hidup adalah dari kalangan muda modern. Kelompok masyarakt ini merupakan kelompok yang secara umum asing dengan nilai-nilai primordial, baik budaya (lokal) maupun nilai-nilai religiusnya, bahkan asing pula dengan pola pikir filosofis. Karena, begitu hadir dalam lingkungan masyarakat, mereka telah menghirup budaya pragmatis yang dilahirkan dari tradisi pemikiran dan paradigma modern, positivistik.
Percepatan perkembangan sains dan teknologi yangd emikian pesat, pada masyarakat dunia ketiga, akselerasi percepatannya tidak seimbang dengan proses adaptasi dan persiapan struktur mental masyarakat, baik struktur dan mentalitas kultural, struktur dan metalitas emosi, maupun struktur dan mentalitas inteleknya. Maka, masuknya paradigma positivistik dan teknologi modern tidak ditopang dan diwadahi oleh paradigma dan mentalitas yang sejenis. Sehingga, daya kritis masyarakat terhadap budaya yang masuk khususnya sains dan teknomologi barat modern sangat lemah. Karena tidak tersedianya wadah yang bisa menopangnya, maka struktur dan mentalitas kebudayaan barat modern diadaptasi tanpa mengalami kritik dan penyaringan yang berarti. Agamawan yang melihat fenomena tersebut hanya bisa memberikan fatwa dogmatis, tanpa bisa memberika jalan keluar yang berarti. Ketika itu, masyarakat muda modern di dunia ketiga (khususnya di Indonesia) mengalami kompleksitas ketersekatan budaya, baik dari budayanya sendiri maupun dari kebudayaan barat modern, karena meraka hanya pemakai (konsumen) pasif kebudayaan barat, tanpa memiliki dan mengalami proses internalisasi dengan kebudayan modern tersebut.
Kondisi inilah yang sesungguh-sungguhnya kondisi individu (masyarakat) yang teralienasi dari dirinya sendiri, baik secara internal maupun eksternal. Maka wajar bila kehidupan merak tidak lagi memiliki makna atau nilai yang bisa dibanggakan, mereka mengalami anomi absolut. Maka, muncullah fenomena sosial yang memiliki kecenderungan “pesimistik”. Rasa prustasi dalam menjalani kehidupan, dan underestimate terhadap budaya lokal. Lebih dari itu, didukung oleh kondisi real bangsa Indonesia yang sedang mengalami kolep, muncul pula ketidak percayaan pada pemerintah, sistem sosial, dan lain sebagainya. Tidak ada lagi yang bisa ia percayai, hatta dirinya sendiri. Maka kolusi terjadi di berbagai sudut kehidupan masyarakat.
Sikap pesimistik, rasa prustasi, dan sikap underestimate, kehilangan kepercayaan telah melahirkan kecenderungan anarkis. Muncullah anggapan, tidak ada sistem bahkan hukum yang bisa menyelesaikan persoalan kehidupan masyarakat (negara), termasuk masalah yang dihadapinya, kecuali melalui proses kekerasan, anarkisme.
Strategi Reorientasi Makna Hidup
Asumsi-asumsi dasar
a. Seperti disebutkan di awal, bahwa persoalan makna hidup bagi manusia merupakan persoalan substansial dan fundamental, selain persepsional. Maka tidaklah mengherankan bila bila terjadi persoalan dalam masalah tersebut (mahkna hidup) akan merembet, berjalin berkelindan pada persoalan lain, baik persoaln yang juga substansial, maupun persoalan-persoaln yang sederhana dan permukaan sifatnya.
b. Terkikisnya basis fundamenta dari makna hidup manusia sering terjadi ketika dihadapkan ketidak mampuan manusia untuk secara arif membatasi kecenderungan konsumtif. Manusia terlena, terbiasa menyelesaiakan persoalan kehidupannya dengan cara mengkonsumsi “barang jadi”. Mengkonsumsi “budaya” luar, tanpa reserve.
c. Ketika daya filter masyarakat (semakin) melemah terhadap kehadiran budaya luar, maka semakin sulit baginya untuk menangkap dan menginternalisasi paradigma epistem pembentuk buadaya asing tersebut. Saat itu, tidak akan ada lagi kekuatan pada masyarakat tersebut untuk keluar dari dari penjara budaya asing tersebut, dan bahkan ia merasa asing dengan budayanya sendiri.
d. Keterasingan terhadap budaya sendiri dan kekaguman membuta terhadap budaya asing, bisa melahirkan sikap underestimati terhadap budaya sendiri. Dan, karena budaya asing yang ia terma pun hanya aspek luarnya (sebagai pemakai), maka sesungguhnya kehidupan yang dialaminya tak lebih dari apa yang orang sungda bilang “agul ku payung butut”. Payung ia pegang dengan erat dan bercerita kepada orang-orang bahwa ia memiliki payung ketika huja, namun karena payung tersebut sebenarnya rusak (tidak utuh), badannya basah kuyup.
e. Pada akhirnya manusia mengalami keterasingan dari dirinya sendiri (teralienasi). Ia kehilangan arti kehidupan (anomi), prustasi, pesimistik, dan kehilangan kepercayaan pada apa pun termasuk pada dirinya sendiri.
f. Titik kulminasi dari kesemuanya itu adalah sikap anarkhis. Sikap yang melahirkan patologi sosial yang dialami bangsa Indonesia. Kini, hari ini dan di sini.
Alternatif Strategi Penyelesaian
Kedepankan program humanisasi, dan buang jauh-jauh aspek-aspek yang memungkinkan terjadinya dehumanisasi.
Wallahu’alam.
___________

Senin, 06 Februari 2012

Membangun Karakter Bangsa


     Karakter merupakan suatu kualitas pribadi yang bersifat unik yang menjadikan sikap atau peri laku seseorang yang satu berbeda dengan yang lain. Karakter, sikap, dan perilaku dalam praktek muncul secara bersama-sama. Sehingga sulit jika kita hanya akan melihat karakter saja tanpa munculnya sikap atau perilaku. Oleh karena itu berbicara tentang karakter tidak dapat dipisahkan dengan sikap atau perilaku, sebab karakter itu akan muncul ketika orang berinteraksi dengan orang lain atau makhluk cipataan Allah lainnya. Secara psikologis konsepnya adalah konsep individual. Jika kemudian hal tersebut menjadi suatu karakter bangsa maka perlu adanya acuan. Artinya dari konsep individual menjadi sebuah konsep kemasyarakatan dan lebih luas lagi bangsa, maka haruslah ada instrumen sebagai alat evaluasi yaitu kebudyaan. Secara ringkas kebudayaan berisi sistem nilai, norma dan kepercayaan. Budaya dikembangkan dan diamalkan oleh masyarsakat pengembangnya, sehingga anggota masyarakat dalam wilayah budaya tersebut memiliki kecenderungan yang sama dalam hal mengamalkan sistem nilai, norma dan kepercayaan mereka. Dengan demikian dalam konteks ini budaya dapat dianggap sebagai instrumen untuk melihat kencenderungan perilaku pengembangnya. Dari kedua konsep di atas, maka dapat dikemukakan bahwa perilaku merupakan resultan dari berbagai aspek pribadi dan lingkungan. Jadi berbicara tentang karakter merupakan konsep psikologi dan kebudayaan.
Karakter itu bersifat dinamis, dapat berubah dari suatu periode waktu tertentu ke periode lainnya, walaupun tidak mudah. Sebagai salah satu contoh adalah, dulu sering dikatakan bangsa Indonesia sebagai bangsa Timur yang mempunyai karakter sopan, santun, altruistik, ramah tamah, berperasaan halus dll yang menggambarkan sebuah sikap atau perilaku yang mengindikasikan keluhuran budi pekerti. Bagaimanakah kondisi sekarang? Banyak yang meragukan bahwa karakter tersebut masih menjadi ikon Bangsa Indonesia.
Jauh-jauh di awal kemerdekaan kita, Bung Karno, Presiden RI pertama, sudah mendengung-dengungkan istilah “nation and character building”. Artinya ada kondisi karakter bangsa yang saat itu sudah ada, namun harus diubah. Jadi bapak bangsa itu sudah mengidentifikasikan karakter yang dianggap negatif, sehingga perlu diubah. Pencanangan perlunya membangun karakter atau watak bangsa sebagai bangsa Indonesia baru sesungguhnya telah direalisasikan. Karakter bangsa yang sudah terbentuk ratusan tahun sebagai pengabdi kepada penjajah atau bangsa terjajah, pengabdi kepada raja-raja kecil yang terkotak-kotak, pengabdi kepada kegelapan, tahyul, pengabdi kepada feodalisme, dll yang semua itu tidak cocok lagi dengan arah perwujudan bangsa atau warga negara Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bertaqwa, beradab, bersatu, bermusyawarah, adil dan makmur. Jadi cuci otak, cuci hati, dan cuci kepercayaan harus dilakukan untuk mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia. Indonesia merdeka tidak butuh pengabdi-pengabdi kepada hal-hal diatas. Perlu bangsa yang berjiwa besar, nasionalis, berintegretas tinggi, menjadi subyek di tanah air yang merdeka, setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia dll. Pokoknya jika menggunakan kata-kata yang saat ini populer adalah bangsa yang ”oke”.
Jika kini kita mau membangun karakter bangsa, persoalannya adalah karakter Bangsa Indonesia itu yang mana? Kalau karakternya orang Bali, Jawa, Madura, Sunda, Minang, Batak, Bugis, Ambon, Irian, dll suku bangsa yang ada di Indonesia, mungkin sudah ada. Tetapi kalau karakternya Bangsa Indonesia tampaknya belum jelas. Bangsa Indonesia dapat dikatakan secara resmi terbentuk ketika para pemuda dari berbagai suku bangsa yang antara lain tersebut di atas pada tanggal 28 Oktober 1928 menyatakan sumpahnya yang kemudian dikenal dengan “Sumpah Pemuda”, mengakui berbangsa yang satu Bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Jadi pada tahun 1928 secara fisik bangsa Indonesia sudah terbentuk. Namun secara psikologis, sosial budaya, ekonomi, dll karakter bangsa belum mengkristal, lebih-lebih ketika kita hendak tetap menjaga kebhinekaan kita. Dulu, pada era orde baru dan orde lama diajarkan bahwa Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur budaya bangsa. Jika hal ini kita pegang maka karakter bangsa Indonesia adalah Pancasilais. Karena merupakan sebuah kristal budaya maka karakter itu maka kelima sila tiu merupakan satu kersatuan, bukan satu-satu. Akan tetapi kini Pancasila meskipun secara yuridis formal masih diakui sebagai dasar negara, tetapi pamornya kalah dengan demokrasi. Karakter bangsa yang demokratis kini lebih mengedepan. Semestinya warna demokrasi di Indonesia mestinya berbeda dengan demokrasi di negara lain. Memang perbedaan itu dapat terlihat, setidaknya pelaksanaan demokrasi yang cederung berbau kekerasaan, pemaksaan, dan anarkhis. Masalah lainnya, hampir semua karakter luhur itu bisa dimiliki oleh semua manusia di dunia tanpa melihat suku atau bangsa apa. Misalnya karakter altruistik mungkin saja tidak hanya menjadi ikon sebuah bangsa tetapi banyak bangsa-bangsa di dunia yang berkarakter demikian. Jadi sesungguhnya karakter itu hanya bersumber dari dua sifat khusus yaitu malaikat dan setan. Ada karakter kemalaikat-malaikatan dan kesetanan. Dapat ditambahkan dalam kondisi empirisnya campuran antara keduanya.
Kasus-kasus dalam kehidupan bangsa.
Jika sekelompok karakter dianggap menjadi ciri khas sebuah bangsa maka karakter tersebut akan sering atau selalu muncul dalam perilakunya. Jika batasan ini dipakai sebagai acuan maka karakter yang mendorong timbulnya atau memberi warna perilaku yang sering muncul dalam kehidupan bangsa merupakan karakter bangsa. Kasus-kasus dibawah ini akan memberi gambaran tentang perilaku banyak orang yang sering muncul dalam kehidupan bersama. Dari kasus-kasus di bawah ini dapat digambarkan karakter bangsa saat ini.
1. Di Jalan
Mungkin di semua kota besar di Indonesia dapat kita jumpai perilaku berkendara yang sangat buruk. Yaitu perilaku berkendara tidak tertib sehingga menjengkelkan, menakutkan, mengerikan bahkan mencelakan pengendara lain yang berniat tertib. Di tepi sebuah ruas jalan tol di Surabaya sampai di pasang spanduk yang berbunyi “Hormatilah Hak Orang Lain untuk Selamat”. Sungguh mengerikan. Tidak salah jika ada yang menafsirkan bahwa hati-hatilah banyak malaikat penyabut nyawa sedang mengendarai mobil.
2. Pendekar salah musuh
Ada tawuran pelajar, tawuran mahasiswa, tawuran suporter, tawuran penikmat musik, tawuran antar desa/kampung, tawuran antar anggota dewan meskipun tidak seru, dll. Empat petawur yang di depan tampaknya sudah lebih sering daripada yang lain.. Pada tiap-tiap tawuran dapat kita lihat ada pendekar-pendekar disana. Tetapi sayang pendekar-pendekar itu salah musuh. Dalam banyak legenda, musuh pendekar adalah penjahat. Namun sayang mereka berkelahi dengan saudara sendiri. Pada kejadian ini bukan tawurannya yang patut kita sorot, tetapi kemampuan dalam pengendalian diri masing-masing pihak.
3. Tindak Kekerasan
Jika kita simak media masa cetak maupun elektronika, akan kita dapati bahwa tiada hari tanpa tindak kekerasan apa pun bentuknya. Ada mutilasi, ada orang babak belur, ada orang membuang anak, membuang bayi, dan tak terhitung banyaknya kekerasan dalam rumah tangga.
4. Standar Ganda
Standar ganda yang paling menonjol tampak pada iklan rokok. Semua iklan rokok menampilkan karakter atau tindakan yang hebat-hebat, mulai dari karakter individu maupun sosial. Ada dua substansi yang ingin disosialisasikan yang pertama “jadilah perokok karena merokok dapat meningkatkan status, gengsi, dan kebahagiaan”. Namun secara sekilas diperlihatkan peringatan “merokok dapat menyebabkan kanker, ganguan jantung, impotensi, kehamilan dan janin”.
5. Promosi
Diskon, hadiah, bonus, merupakan kondisi umum yang ada sepanjang tahun di pasar dalam arti luas. Tetapi super market yang ada di berbagai mall yang paling getol mempraktekkan jenis promosi ini. Bayangkan ada harga sebuah barang yang selalu didiskon. Artinya harga barang yang sebenarnya adalah harga yang sesudah didiskon tersebut. Tetapi pembeli tetap puas karena merasa mendapatkan harga yang lebih murah.
6. Korupsi
Kasus yang satu ini benar-benar unik. Demikian hebat penjalaran virus mental korup ini sampai-sampai berkembang sebuah konotasi bahwa orang yang menyanyi soal korupsi adalah orang yang tidak mendapat bagian atau tidak mendapat kesempatan. Naiti jika bagian atau kesmpatan tersebut sudah didapatkan pasti diam.
7. Ramalan
Ramalan adalah bagian dari system kepercayaan. Ada ramalan ilmiah, intuitif, dan para normal. Yang paling menonjol adalah ramalan tentang nasib dan masa depan yang dibuat oleh para normal. Banyak orang yang rela mengeluarkan uang atau datang ke tempat jauh untuk meramal keberuntungannya. Praktek perdukunan atau sejenisnya yang bukan menjadi ciri sebuah bangsa modern ternyata kini dapat memberi peluang untuk menjadi sumber penghasilan.
8. Pamer
Ada pamer otot, pamer kekayaan, pamer kepandaian, pamer sosial dalam bentuk pahlawan kesiangan dll. “Bapakku punya mobil baru. Bapakku rumahnya yang baru. Bapakku punya jalan dan jembatan” … Iklan yang maksudnya mendorong orang agar menjadi subyek pajak yang baik ini, mengingatkan kondisi anak-anak yang senang pamer. Anak-anak dari keluarga bahagia yang dipamerkan apalagi jika bukan orang tuanya. Bapakku guru, bapakku polisi, bapakku dokter … ini model pamer anak-anak 30 – 50 tahunan yang lalu.
9. Di Sekolahan
Pelajar yang melakukan kecurangan dalam mengerjakan tes baik tes evaluasi bulanan ataupun tahunan tetap menjadi berita. Jumlah pelajar yang melakukan kecurangan apa pun bentuknya beberapa dekade terakhir ini berbanding terbalik dengan dekade awal-awal kemerdekaan. Dulu jumlah pelajar yang jujur lebih besar daripada yang curang dalam evaluasi hasil belajar. Tekniknya juga turut berkembang mengikuti perkembangan teknologi informasi.
10. Ngerumpi
Ada kelompok ngerumpi anak-anak pada jam istirahat bahkan saat pengajaran berlangsung tetap ada pengerumpi, pemuda di sudut-sudut jalan atau pos kamling, ibu-ibu, dan bapak-bapak. Kalau pengusaha, pejabat, dan orang-orang berduit lainnya tempat ngerumpinya berbeda, ada yang di lapangan golf, di café yang ada wifinya, ada juga yang ngerumpi di lokalisasi. Para pembantu rumah tangga ngerumpi di depan rumah majikannya dengan menggunakan HP. Para pegawai ada yang ngerumpi menggunakan face book di saat jam kerja. Bagi bangsa ini ngerumpi tampaknya sudah menjadi bagian dari kesejahteraan jiwa.
11. Di Desa (terutama yang tertinggal)
Kesederhanaan, keramahtamahan, gotong royong, tolong menolong, toleransi, empati, dll yang mengindikasikan perilaku yang baik masih banyak diamalkan di sana.
Masih banyak kasus-kasus aktual yang menghiasi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini yang dapat dibeberkan. Tetapi 11 kasus di atas cukup menjadi dasar dalam menentukan bentuk dan arah pembangunan karakter bangsa. Jika Pancasila masih diterima sebagai kristal keluhuran nilai-nilai budaya bangsa maka karakter yang tercermin dalam lima sila itulah yang harus tetap diinternalisasikan kepada segenap orang-orang Indonesia yang kemudian melebur menjadi Bangsa Indonesia. Caranya mudah. Ajarkan dan beri contoh penerapannya secara konsisten dan kontinyu kepada anak-anak bangsa ini untuk melawan setan dan bersahabat dengan malaikat. Tatalah lingkungan yang pro Pancasila.
Penulis adalah sekum BKKKS Jatim.

Sabtu, 04 Februari 2012

Ikhwanul Muslimin Bukan Hal Baru bagi Indonesia

Beberapa waktu lalu, saya mendengar celotehan seorang tokoh yang kemungkinan tokoh tidak membaca sejarah. Dia mengatakan bahwa, arah pergerakan dan ormas-ormas Islam di Indonesia sudah terkontaminasi dengan paham-paham pemikiran dari luar, salah satu contohnya adalah pemikiran ikhwanul muslimin.
Tidak bisa dipungkiri bahwa, ideology bangsa kita adalah sebuah ideology jiplakan. Demokrasi yang kita junjung tinggi dan agung-agungkan, pada dasarnya bukan merupakan paham yang berasal dari nilai-nilai yang dianut oleh nenek moyang bangsa kita. Memang, pada beberapa sisi ada persamaan disana, tetapi tidak semua pemikiran demokrasi itu sesuai dengan nilai-nilai bangsa kita, termasuk pula ideology dan pemikiran-pemikiran yang lain. Tetapi itu bukanlah esensi, selagi ideology itu mendatangkan kebaikan dan membuat perbaikan, apa salahnya berpikir sejenak untuk itu.
Kembali ke awal pembicaraan tentang pergerakan Ikhwanul Muslimin, sebuah pergerakan Islam yang didirikan di Mesir pada tahun 1930 oleh Hasan al-Banna, yang menjadikan Islam sebagai arah/ideology pergerakan. Karena Islam sebagai landasan pergerakannya, sehingga bukan barang asing jika pergerakan ini mendapat sambutan hangat di Indonesia yang mayoritas Islam. Ikhwanul Muslimin yang pergerakannya moderat sangat cocok untuk kultur budaya kita.
Ikhwanul Muslimin merupakan sebuah organisasi Islam berlandaskan ajaran Islam. Ikhwanul Muslimin merupakan salah satu jamaah dari beberapa jamaah yang ada pada umat Islam, yang memandang bahwa Islam adalah dien (agama) yang universal dan menyeluruh (kaffah), bukan hanya sekedar agama yang mengurusi ibadah ritual (salat, puasa, haji, zakat, dll) saja. Tujuan Ikhwanul Muslimin adalah mewujudkan terbentuknya sosok individu muslim, rumah tangga Islami, bangsa yang Islami, pemerintahan yang Islami, negara yang dipimpin oleh negara-negara Islam, menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara mereka yang terampas, kemudian membawa bendera jihad dan da’wah kepada Allah sehingga dunia mendapatkan ketentraman dengan ajaran-ajaran Islam.
Pergerakan Ikhwanul Muslimin tidak alergi dengan dengan politik. Dalam perpolitikan di berbagai negara, Ikhwanul Muslimin ikut serta dalam proses demokrasi sebagai sarana perjuangannya, sebagaimana kelompok-kelompok lain yang mengakui demokrasi. Jamaah Ikhwan di berbagai negara berusaha melakukan tranformasi politik, dan kemudian mendirikan partai politik sebagai wasilah (sarana) untuk melakukan perubahan. Contoh pergerakan Ikhwanul Muslimin yang ada atau memiliki corak pemikiran yang sama dengan gerakan Ikhwanul muslimin (walau itu tidak langsung mengatakan bagian dari Ikhwanul Muslimin) adalah Seperti di Aljazair ada Partai Hamas, di Yaman Partai Ishlah, di Tunisia Partai an-Nahdah, di Maroko Partai Keadilan, di Yordania Partai Front Aksi Islam, dan beberapa negara Teluk lainnya. Di Turki ada partai AKP (yang sudah memenangkan pemilu lebih dari 50% suara beberapa kali hingga saat ini), Partai Hamas di Palestina yang memenangkan pemilu 60% lebih (tetapi walau sudah memenangkan pemilu, negera-negara demokrasi lainnya/Barat tidak mengakui sebagaimana adanya), Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia (Sudah menjadi partai besar dengan basis pendukung yang militan), Partai Kebebasan dan Keadilan di Mesir (Menjadi suara mayoritas pada pemilu December 2011), dan beberapa ormas dan pergerakan lain menganut gaya pergerakan Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia. Diprediksi kedepan, pergerakan ini akan menjadi sebuah solusi pergerakan bagi umat Islam di dunia.
Apa peran Pergerakan Ikhwanul Muslimin bagi Bangsa Indonesia?
Mungkin ini sebuah sejarah yang tidak banyak dibaca dan diketahui oleh generasi sekarang. Sokongan Perjuangan dan pergerakan Ikhwanul Muslimin sudah ada sejak awal-awal kemerdekaan Indonesia, bahkan bisa di katakan bahwa, bantuan perjuangan Ikhwanul Muslimin untuk Indonesia sangat tidak terkira besarnya. Ini bukan omong kosong, tetapi sebuah realitia sejarah.
Pada awal proklamasi kemerdekaan, bangsa yang paling pertama mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Mesir pada tahun 1947, jauh sebelum bangsa-bangsa lain mengakui kemerdekaan Indonesia (contoh ulasan pengakuan kedaultan oleh mesir ini silahkan baca disini). Pengakuan atas kedaulatan RI tidak diawali dari Uni Soviet dan RRC (negara-negara sahabat terdekat RI saat masa pemerintahan Soekarno), Amerika Serikat (yang konon meyakini hak asasi manusia sebagai makhluk merdeka), apalagi para mantan penjajah semisal Belanda, Jepang, Inggris dan Portugis. Tidak. Pengakuan kedaulatan negeri kita datang dari tanah yang jauh, dikompori oleh seorang pemimpin yang tidak kita kenal namanya sebelum itu, yaitu Hasan al-Banna. Hasan al-Banna tidak pernah menginjakkan kaki ke tanah Indonesia, tidak paham sedikitpun bahasa Indonesia (kecuali kata-kata yang kita serap dari bahasa Arab, mungkin), dan jelas tidak ada hubungan darah dengan bangsa kita (kecuali kalau dirunut hingga Nabi Adam as). Pengakuan Kedaulan oleh Mesir Ini memperkuat Indonesia dalam perjuangan diplomasi, dimana, bangsa Indonesia sudah berdaulat penuh dengan pengakuan mesir ini (syarat negara berdaulat: memiliki wilayah, rakyat, pemerintah dan pengakuan dari negara lain).
Jadi pengaruh dan peran ikhwanul muslimin di Indonesia ada sejak perjuangan kemerdekaan 1945. Dan dalam perkembangan selanjutnya, pengaruhnya sudah terasa dalam pergerakan-pergerakan politik saat itu, misalnya partai Masyumi (tetapi pada akhirnya, Sukarno membekukan partai ini). Perkembangan selanjutnya dapat dilihat dari pergerakan-pergerakan Islam hingga saat ini, baik ormas maupun partai politik.

Kebencian Hari Ini, Petaka Esok Hari


Kebencian Hari Ini, Petaka Esok Hari


Percayakah anda, sebuah dendam dan kebencian yang ditebar hari ini membuahkan celaka bagi generasi mendatang? Mari kita tengok.
Berapa sering kita mendengar banyaknya korban akibat ranjau yang ditanam saat perang puluhan tahun silam. Di Rusia, Cina, Kolombia, Kamboja, Jenewa, Irak, Afganistan,  negara-negara Afrika, dan lain-lain.
Ranjau-ranjau itu adalah sisa-sisa amarah, bekas-bekas angkara, dan jejak-jejak amuk, dan bekas-bekas kebencian. Kebencian atas penindasan dan ketidak adilan. Kebencian akan perilaku adikuasa.
Kita tak pernah tahu kapan semua itu akan tersapu bersih. Meski damai telah dijabattangankan, siapa bisa menjamin tak ada penyesalan di kemudian hari? Betapa mahalnya sebuah kebencian.
Hal ini mengajarkan pada kita untuk tidak hanya mempertimbangkan apa yang terjadi pada esok hari akibat perbuatan kita hari ini. Ketika kita membenci sesuatu, maka kebencian itu akan beranak pinak, dan akan kembali kepada kita sebesar kebencian yang kita tebarkan.
Mari tanyakan pada diri sendiri, buat apa kebencian ini? Adakah manfaatnya? Adakah akibat diesok hari buat diri kita dan anak cucu kita? Adakah jalan yang lebih baik? Karena ranjau-ranjau kebencian itu akan melukai orang yang membenci, juga orang yang dibenci. Dua-duanya sama-sama terluka.
Namun ada yang harus digaris bawahi, bahwa kebencian tidaklah sama dengan ketegasan sikap dalam menegakkan aturan dan batas-batas norma kehidupan. Kebencian lebih condong mengarah pada subjek, sedang ketegasan lebih mengacu pada perilaku dan perbuatan.
Semakin jauh kita memandang ke depan, semestinya semakin besar nilai perbuatan kita hari ini bagi kemanusiaan.  Semakin berhati-hati dalam menentukan langkah dalam bertindak.

Dibalik Cinta Seorang Ayah


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, anak perempuan yang sedang bekerja diperantauan, anak perempuan yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, anak perempuan yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.
Lalu bagaimana dengan Ayah?
Mungkin karena ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil…… Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu…
Kemudian Ibu bilang : “Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.. Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata:
“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja….
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu… Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu…. Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia…. :’) Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu? Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir… Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut – larut… Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu... Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
“Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah”
Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Sarjana.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata – mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah..
Ketika kamu menjadi gadis dewasa…..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…
Ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”. Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa. Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan….
Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah: “Tidak….. Tidak bisa!” Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”.
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin…Karena Ayah tahu…… Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya…. Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia….. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa…..
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata:
“Ya Allah, ya Tuhanku …..Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita dewasa yang cantik…. Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk… Ayah telah menyelesaikan tugasnya menjagamu …..
Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis… Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

Keindahan Pantai Losari, Penyejuk Kerasnya Kehidupan Kota Makassar


Bagi anda, mendengar kota Makassar, mungkin beribu kata akan cepat ter-recall Mungkin kata yang paling utama menduduki urutan pertama itu adalah “Makassar, kota yang keras”. Bagaimana tidak, setiap hari ada saja aksi kekerasan yang dipublis kemedia nasional, sehingga dalam pikiran orang, Makassar tidak lepas dari kekerasan yang tiada hentinya setiap hari. Bukan hanya orang-orang yang tidak berpendidikan yang melakukan aksi kekerasan, bahkan kekerasan itu sering sekali muncul dalam kampus “tawuran antar mahasiswa”. Entah apa pemicu aksi kekerasan ini, kita akan membahasnya dilain waktu. Kali ini kita sejenak menikmati indahnya kota Makassar, salah satunya adalah Keindahan Pantai Losari.
Pantai losari, merupakan ikon keindahan kota Makassar. Kota Makasar terletak di tepi pantai menghadap ke Barat, memiliki garis pantai yang sangat panjang. Pantai-pantai ini sangat strategis, dilihat dari beberapa sudut.
Garis pantai kota Makassar yang sangat panjang mulai dari Pelabuhan Paotere (pusat pelabuhan ikan), pelabuhan Makassar, benteng Rotterdam, Pantai Losari, Tanjung Bayam, Tanjung Bunga, dan pantai-pantai setelahnya yang terletak diluar kota Makassar. Garis pantai ini bisa dilalui dengan kendaraan, karena sudah ada jalan yang menghubungkan garis pantai yang panjang tersebut.
Sejak zaman dulu, Pemerintah Kolonial Belanda membangun benteng yang berada di garis pantai ini. Misalnya benteng Rotterdam (terletak sekitar 400 meter dari pantai losari).
Benteng ini dulunya merupakan salah satu benteng terkuat Belanda yang ada di Pulau Sulawesi. Di Benteng inilah, pahlawan nasional, Pangeran di Ponegoro di tawan hingga meninggal di kota Makasar.
Sampai saat ini, benteng ini masih terawat baik, dan merupakan sebuah tempat wisata sejarah. Didepan benteng sekarang sudah dibuat jalan yang menghubungkan antara pantai losari dengan jalan menuju pelabuhan Makassar. Jadi benteng ini tidak lagi langsung berhadapan dengan laut, seperti pada zaman belanda, tetapi sudah ada penimbunan, dan sebuah taman di depan benteng yang juga menghadap kelaut. Taman ini cukup indah.
Pantai Losari, yang terletak ditengah-tengah garis pantai dan pusat kota Makassar, merupakan tempat yang paling indah dan strategis. Pantai ini menghadap ke Barat.
Jadi, keindahan pantai ini akan sangat terlihat disore hari. Sunsetanda dapat nikmati secara langsung di kala sore hari, sambil isterahat menunggu malam. Pantai ini sangat ramai jika senja akan tiba, tetapi jangan khawatir, karena biasanya kendaraan dilarang masuk, sehingga tidak akan ada polusi disana, yang ada adalah angin sepoi-sepoi dari laut yang segar.
Sambil duduk-duduk, anda juga bisa menikmati keindahan pantai sambil menulis atau searching internet, karena didaerah ini sudah ada layanan internet (hotspot).
Serasa berada di alam, khayal, kemungkinan ide-ide anda akan keluar dengan suasana sepert ini. Jadi jangan khawatir kecewa jika mengunjungi pantai ini.
Tahukan anda, dimana berkumpulnya penduduk kota Makassar jika akhir pekan tiba? Ya, mereka berkumpul di Pantai ini. Sehingga jika hari minggu pagi, puluhan ribu orang akan memadati pantai ini. Mereka berolahraga pagi, jogging, sambil menikmati udara pantai yang segar.
Di pantai ini pula, tersedia beberapa wahana-wahana laut yang cocok bagi mereka yang ingin bermain dan menikmati keindahan laut, atau sambil melepaskan kepenatan.
Jadi pantai ini juga cocok untuk berlibur keluarga. Berbagai macam wahana bermain anak ada dipantai ini. Beberapa bulan yang lalu, di dekat pantai losari di dirikan sebuah trans studio, yang juga merupakan tempat berlibur dan bermain yang pavorit bagi keluarga, ataupun organisasi yang ingin melakukan refreshing. Konon katanya, trans studio ini adalah wahana bermain terbesar di Asia Tenggara.
Masih banyak tempat lain yang tidak sempat kita ulas disini, kita ketemu dilain waktu. Tempat itu seperti tempat rekreasi Tanjung Bayam, atau pun Tanjung Bunga.
Tidak banyak kota di didunia yang memiliki tempat rekreasi alam ada dalam pusat kotanya. Tetapi itu pengecualian untuk kota Makassar. Kota ini dikelilingi oleh tempat yang menakjubkan disekeliling pantainya yang alami, ataupun yang alami disentuh dengan teknologi, salah satunya adalah pantai losari. Tidak ayal jika, pantai losari merupakan kebanggaan penduduk Makassar.

Takut Mengambil Resiko, Bukti Kepribadian yang “Labil”


Hidup adalah sebuah masalah, dan masalah adalah resiko kehidupan. Manusia yang sehat adalah manusia yang mau menerima resiko kehidupan tersebut. Manusia tanpa masalah seperti mayat berjalan, karena semua makhluk hidup mempunyai masalah masing-masing.
Apakah masalah itu merupakan sebuah sebuah rintangan dalam kehidupan? Sekejap, memang dilihat, bahwa masalah adalah sebuah rintangan. Tetapi, hanya manusia yang mampu melewati rintangan yang akan terus hidup. Dalam teori evolusi, disebut sebagai seleksi alam, hanya hakhluk hidup yang kuat yang akan bertahan (survival pit test).
Pada manusia, masalah sebenarnya adalah sebuah latihan untuk meng-upgrade kemampuan. Semakin besar masalah, semakin tinggi posisi yang akan dicapai, semakin banyak masalah, semakin kuat untuk untuksurvive (bertahan).
Dinamika kepribadian manusia adalah unik. Ada yang menyukai tantangan sebagai sebuah petualangan, dan ada yang menyukai “rasa aman” dan jaminan dalam kehidupan. Mengapa orang Indonesia berlomba-loba menjadi PNS? Karena PNS menjamin kehidupan masa tua. Mengapa orang-orang yang lahir dari keluarga pengusaha lebih menyukai menjadi pengusaha? Kemungkinan karena mereka belajar tantangan dari keluarga mereka. Perlu diingat bahwa, orang yang lahir dari tantangan yang besar adalah orang-orang yang akan survive.
Resiko yang besar membutuhkan pengorbanan yang besar. Sebenarnya perbedaan orang cerdas dan kurang cerdas hanya pada pemilihan resiko ini. orang cerdas adalah orang yang berani mengambil keputusan dengan memperkirakan keuntungan yang besar dengan resiko terkecil. Tetapi terkadang orang kurang cerdas, tidak bisa memperhitungkan keuntungan dan resiko yang akan diterima. Bayangkan saja misalnya, seandainya orang Indonesia berlomba-lomba menjadi pengusaha, maka akan semakin banyak orang kaya di Indonesia,  dari pada berlomba-lomba menjadi PNS yang hanya akan menimbulkan birokrat yang miskin, kalau mau kaya, jalan satu-satunya hanyalah korupsi. Ini karena sebagian besar dari kita tidak mau mengambil resiko yang besar.
Takut mengambil resiko adalah orang-orang yang berkepribadian, labil karena tantangan yang diterima adalah tantangan yang kecil-kecil (gurem) sehingga dalam menjalani kehidupan, sumber referensi mereka juga sedikit, kurang pengalaman. Mereka tidak mau bersusah payah menaiki tangga yang tinggi, padahal diatas sudah disediakan makanan yang lesat-lesat, jadilah dia ngiler dibawah. Mereka berusaha mencari tantangan kecil yang aman untuk mendapatkan hasil yang besar, sebuah harapan yang mustahil. Menangkap ikan pakai jala udang, mustail dapat menangkap ikan hiu.
Orang yang takut mengambil resiko akan selalu berubah-ubah pendirian, karena selalu memperhitungkan untung rugi masa sekarang, bukan karena untuk meraih cita-cita yang besar. Perbedaan antara judi dan pilihan kehidupan terletak pada kekuatan bertahan. Pada permainan judi, situasi sekarang akan sangat mempengaruhi. Tetapi pilihan kehidupan, keberhasilan di tentukan pada kekuatan bertahan.
Orang labil lebih didominasi oleh perasaan daripada kekuatan pikiran mereka. Padahal perasaan biasanya selalu menipu, dan terkadang tidak rasional. Jadilah orang labil selalu berubah-ubah pikiran dan pendapat, sehingga dikenal sebagai seorang yang tidak dewasa.
Dilihat dari gender, perempuan lebih labil daripada laki-laki, karena perempuan selalu mengutamakan perasaan daripada pikiran yang rasional.
Jadilah orang cerdas yang kuat, menantang resiko yang besar, untuk meraih kesuksesan.

Jumat, 03 Februari 2012

7 Bunga Cantik yang Mengandung Racun Mematikan


7. Daphne




Bunga daphne juga dikenal dengan nama lady laurel atau tanaman surga Seluruh bagian dari bunga ini beracun tapi bagian yang paling beracun terkonsentrasi pada getah dan buahnya. Daphne mengandung mezerine dan daphnin, merupakan racun kuat yang dapat menyebabkan sakit perut parah, sakit kepala,diarhea, kegilaan,dan sawan. jika buah daphne di konsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan koma bahkan kematian.

6. Lyly of the valley



lyly of the valley terlihat sangat cantik dan tampak tidak berbahaya tapi jangan tertipu sama seperti daphne bunga ini sangat beracun mengkonsumsi satu atau dua dari bunganya yang berbentuk bell tidak terlalu menyakiti orang dewasa. apabila dimakan dalam jumlah cukup banyak bunga ini menyebabkan rasa sakit di mulut,muntah-muntah,keram di seluruh tubuh, dan diare. racun di bunga ini juga menyebabkan disfungsi jantung dan detak melemah.

5. Belladona



Dikenal sebagai salah satu tumbuhan paling beracun di Barat Hemisphere, Belladona mengandung tropane alkoids yang berpotensi membahayakan. seluruh bagian tanaman ini berbahaya tapi bagian yang paling berbahaya adalah buah nya yang sepertinya enak dimakan, khususnya membahayakan anak2. gejala yang terjadi dari racun bunga ini adalah pupil mata membesar, penglihatan menjadi kabur, sakit kepala, berhalusinasi dan kegilaan. Atropine racun yang terkandung di dalam bunga ini mengganggu sistem saraf membuat gangguan pernapasan, berkeringat dan detak jantung.

4. Angel's Trumpet




jangan terkecoh dengan namanya, tanaman ini mengandung racun yang bisa sangat fatal untuk manusia maupun hewan.terkenal sebagai halusinogen yang sangat sangat kuat karena mengandung zat tropane alkaloids.

3. Rhododendron



tanaman ini apabila musim berbunga tampak sangat indah sekali dari rekaman sebuah xenophon menceritakan tingkah laku yang aneh pada sejumlah pasukan inggris saat memakan madu dari bunga ini. Rhododendron mengandung andromedatoxin yang menyebabkan muntah, rasa sakit yang hebat kejang-kejang hingga kematian.

2. Oleander



Oleander dikenal sebagai salah satu tanaman yang paling beracun di bumi, sering digunakan untuk bunuh diri di selatan India. berbagai macam racun terkandung di seluruh bagian tanaman ini, seperti Oleandrin dan neriine, menyebabkan gangguan sistem saraf, gangguan pencernaan, dan sistem kerja peredaran darah dimana ke semua itu terjadi secara bersamaan. korban akan mengalami gejala kehilangan kesadaran, tubuh bergetar, rasa sakit, koma, hingga kematian. getahnya dapat menyebabkan iritasi kulit dan kebutan pada mata.

1. Autumn Crocus



Juga merupakan salah satu tumbuhan paling beracun di dunia, mungkin ini yang paling beracun. mengandung colchicine, obat mematikan yang biasa digunakan untuk perawatan encok. racun yang terkandung di dalam bunga ini sejenis dengan arsenik yang tidak ada obatnya. keracunan tanaman ini menyebabkan hilangnya tekanan darah dan penyakit jantung.

5 Makanan Termahal Di Dunia

Apakah Anda bersedia membayar US$ 368 atau sekitar Rp 3 juta untuk sepiring steak? Memang sulit dipercaya ada steak yang harganya jutaan rupiah. Tapi, itu adalah fakta. Banyak tempat di berbagai negara menjual makanan dengan harga yang sangat tinggi. Berikut lima di antaranya.

1. Steak wagyu di Tokyo, Jepang


Aragawa adalah toko steak pertama di Tokyo, Jepang. Spesialisasi menunya adalah daging sapi Kobe lokal berkualitas tinggi dan daging Wagyu yang terkenal dengan rasa lezatnya dan teksturnya yang lembut. Daging hanya disajikan dengan saus mustard dan merica. Harganya US$ 368 atau sekitar Rp 3,3 juta untuk satu porsi steak. Kualitas dagingnya yang tinggi membuat rasanya sangat lezat meskipun diolah dengan bumbu yang minimalis.

2. Ayam kukus tanpa kulit di Paris, Prancis


Alain Ducasse au Plaza Athénée, di Paris adalah restoran yang menyajikan menu otentik Prancis. Ruang makan ditata dengan sangat mewah. Layanan yang diberikan sangat spesial dan berkelas. Untuk menu ayam kukus tanpa kulit di restoran mewah tersebut dihargai US$ 260 atau sekitar Rp 2,3 juta.

3. Ikan bass yang disajikan dengan kaviar di Brussels, Belgia


Alsace Pinot Blanc merupakan taman berlokasi privat yang terletak di Bruneau, Brussels, Belgia. Tempat makan berkelas ini menyediakan menu yang sangat menggoda yaitu, “Fillet of Bass with Imperial Osetra Caviar”. Ikan Bass yang telah di fillet disajikan dengan kaviar yang berasal dari ikan albino langka yang hidup di laut Kaspia. Harganya US$ 200 atau sekitar Rp 1,8 juta.

4. Domba panggang di Dubai, Uni Emirat Arab


Gordon Ramsay’s Verre memiliki koki selebriti yang menyajikan masakan Eropa modern yang khas dan berbeda. Tempat ini mendapat pengakuan internasional dan sering mendapat pujian dari para kritikus kuliner. Salah satu menu andalannya adalah “Roast Lamb with Aubergine Gratin”. Yaitu, domba panggang yang disajikan dengan terong, ditaburi parutan keju dan tomat. Harganya US$ 70 atau setara dengan Rp 630.000.

5. Es krim di New York, Amerika Serikat


Menu es krim “Golden Opulence Sundae” di New York City’s Serendipity, dihargai US$ 1000 atau setara dengan Rp 9 juta. Bisa dikatakan menu tersebut adalah es krim sundae termahal di dunia. Isinya sundae tersebut yaitu es krim vanili, yang bahan dasarnya berkualitas tinggi berasal dari Tahiti dan Madagaskar.

Selain itu, ada es Krim Cokelat Chuao yang berasal dari daerah pantai di Venezuela. Toppingnya terdiri dari buah-buahan Parisian, kaviar Grand Passion. Es krim dihiasi dengan emas 23 karat berbentuk daun dan disajikan dalam gelas kristal Harcourt berbentuk piala. Sendok untuk menyuap es krim sundae terbuat dari emas 18 karat.