Formula Pengubah Nasib
Banyak orang menderita stress, mengalami
cobaan, mendapat masalah, dan merasa sakit hati. Dalam pandangan
mereka, hari demi hari tampaknya semakin buruk saja. Hidup sepertinya
begitu membosankan dan seringkali kejam.
Apakah ini nasib ataukah takdir? Tak bisakah kita mengubahnya? Jawabannya : BISA!!!
10% dari hidup kita memang tak bisa kita
ubah. Kita tak mampu apa-apa atas terlambatnya pesawat datang. Kita tak
mampu membuat hujan supaya cepat reda. Saat menyetir, seseorang bisa
saja mendadak menyeberang di depan kita. Kita tak mampu mencegah listrik
yang sering byar pet… Kita jelas tak mampu mengontrol terhadap hal-hal
seperti ini.
Tetapi terhadap yang 90% lainnya
ternyata berbeda. Kitalah yang menentukannya. Bagaimana? Yaitu dengan
menentukan cara kita bereaksi. Kita tak dapat mengontrol lampu merah
yang menyala lama, tapi kita dapat mengontrol reaksi kita.
Mari kita ambil contoh…
Anda tengah sarapan dengan keluarga.
Tiba-tiba anak anda menyenggol cangkir kopi di meja. Kopi panas pun
tumpah ke kemeja kerja anda. Anda jelas tak dapat mengontrol kejadian
itu tadi, tetapi apa yang terjadi selanjutnya adalah keputusan anda
untuk bagaimana bereaksi atas kejadian itu.
Anda memaki. Anda memarahi anak anda
karena berlaku ceroboh. Lalu anak anda pun menangis. Setelah
memarahinya, anda berpaling pada istri anda dan mengkritiknya karena
menaruh kopi terlalu ke tepi meja. Adu mulut pun tak terhindarkan. Anda
pun terburu-buru pergi ke kamar untuk berganti pakaian.
Kembali dari kamar anda melihat anak
anda masih menangis dan belum selesai sarapan. Ia tampak belum siap
untuk berangkat sekolah. Dan ia pun tertinggal bus sekolahnya. Istri
anda harus segera berangkat bekerja. Anda lantas buru-buru menuju mobil
dan mengantar anak anda sekolah. Karena terlambat, anda menyetir dengan
kecepatan 60 km/jam, padahal rambu-rambu menyuruh anda menyetir pada
limit kecepatan 40 km/jam.
Setelah 15 menit tertunda dan
menghabiskan uang Rp 200.000 karena ditilang polisi, akhirnya anda tiba
di sekolah. Anak anda terburu-buru keluar dari mobil dan lupa menyalami
anda. Setelah terlambat 20 menit, anda pun tiba di kantor. Tapi ternyata
anda lupa membawa tas kerja!!
Hari itu dimulai dengan sesuatu yang
buruk. Selanjutnya semua hal berlangsung dengan buruk. Pada saat pulang,
hubungan anda dengan istri dan anak anda pun sedikit terganggu.
Kenapa? Semua karena cara anda bereaksi pada pagi itu.
A) Apakah kopi penyebabnya?
B) Apakah anak anda penyebabnya?
C) Apakah polisi yang menyebabkannya? Atau..
D) Andakah penyebabnya?
B) Apakah anak anda penyebabnya?
C) Apakah polisi yang menyebabkannya? Atau..
D) Andakah penyebabnya?
Jawabannya adalah D. Anda tidak memiliki
kontrol atas apa yang terjadi dengan kopi. Respon anda-lah yang
menyebabkan hari buruk anda.
Berikut ini alternatif lain yang bisa
terjadi dan memang semestinya anda lakukan. Kopi tumpah mengotori kemeja
anda. Anak anda terkejut dan mau menangis. Namun anda dengan lembut dan
ramah berkata : “Tidak apa-apa Nak, tapi lain kali lebih berhati-hati
ya”. Anda meraih serbet dan segera pergi ke kamar. Anda berganti pakaian
dan mengambil tas kerja anda. Anda keluar lagi menuju dapur dan masih
sempat melihat anak anda berjalan menuju bus sekolahnya. Anak anda
menoleh dan melambaikan tangannya pada anda. Anda pun lantas mencium
kening istri anda sebelum berangkat kerja. Anda tiba di kantor 5 menit
lebih awal dan dengan cerah ceria mengucapkan selamat pagi pada
rekan-rekan kerja anda. Bos anda pun memuji keceriaan anda di pagi hari
itu.
Perhatikan perbedaan dua skenario tadi.
Keduanya diawali hal yang sama, namun berakhir dengan cara yang berbeda.
Mengapa? Karena cara anda bereaksi. Anda sama sekali tidak memiliki
kontrol atas 10% hal yang terjadi, tetapi 90% lainnya ditentukan oleh
reaksi anda.
Jadi, apabila seseorang berbicara
negatif mengenai anda, anda jangan menjadi busa yang menyerap
kata-katanya. Biarkan serangan itu mengalir seperti air di daun keladi.
Anda tidak perlu membiarkan komentar negatif itu mempengaruhi anda.
Bereaksilah secara tepat maka komentar apa pun tak akan merusak hari
anda. Satu reaksi yang salah bisa menyebabkan anda kehilangan seorang
teman, terbakar marah, stress, dan lain-lain.
Bagaimana reaksi anda jika ada
pengendara motor yang tiba-tiba menyeberang tepat di depan mobil anda?
Apakah anda langsung naik pitam? Memukul stir mobil? Atau anda memaki
dengan kata-kata kotor? Darah tinggi anda langsung kumat? Anda
sebenarnya tidak perlu seperti itu. Memangnya siapa yang akan
mempermasalahkan jika anda terlambat datang 10 detik karena harus
mengerem sebentar? Ingatlah prinsip 90-10 itu dan anda tak perlu
mengkhawatirkan apa pun.
Anda dipecat. Lalu mengapa anda jadi
susah tidur atau jengkel? Gunakan saja “energi kekhawatiran” anda itu
untuk segera mencari pekerjaan yang lain. Pesawat terlambat. Ini merusak
jadwal anda untuk hari itu. Lalu kenapa anda marah-marah dan
menumpahkan kejengkelan anda pada flight attendant? Ia jelas tak mampu
mengontrol kejadian terlambatnya pesawat. Gunakan saja waktu yang luang
untuk belajar atau membaca atau berkenalan dengan penumpang yang lain,
dan sebagainya. Ingat, stress yang menyerang hanya akan menambah buruk
keadaan.
Cobalah berlatih menerapkan formula 90-10 ini dan perhatikan apa hasilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar