Jumat, 21 September 2012

Formula Pengubah Nasib


Formula Pengubah Nasib

Nasib atau Takdir ?
Nasib atau Takdir ?
Banyak orang menderita stress, mengalami cobaan, mendapat masalah, dan merasa sakit hati. Dalam pandangan mereka, hari demi hari tampaknya semakin buruk saja. Hidup sepertinya begitu membosankan dan seringkali kejam.
Apakah ini nasib ataukah takdir? Tak bisakah kita mengubahnya? Jawabannya : BISA!!!
10% dari hidup kita memang tak bisa kita ubah. Kita tak mampu apa-apa atas terlambatnya pesawat datang. Kita tak mampu membuat hujan supaya cepat reda. Saat menyetir, seseorang bisa saja mendadak menyeberang di depan kita. Kita tak mampu mencegah listrik yang sering byar pet… Kita jelas tak mampu mengontrol terhadap hal-hal seperti ini.
Tetapi terhadap yang 90% lainnya ternyata berbeda. Kitalah yang menentukannya. Bagaimana? Yaitu dengan menentukan cara kita bereaksi. Kita tak dapat mengontrol lampu merah yang menyala lama, tapi kita dapat mengontrol reaksi kita.
Mari kita ambil contoh…
Anda tengah sarapan dengan keluarga. Tiba-tiba anak anda menyenggol cangkir kopi di meja. Kopi panas pun tumpah ke kemeja kerja anda. Anda jelas tak dapat mengontrol kejadian itu tadi, tetapi apa yang terjadi selanjutnya adalah keputusan anda untuk bagaimana bereaksi atas kejadian itu.
Anda memaki. Anda memarahi anak anda karena berlaku ceroboh. Lalu anak anda pun menangis. Setelah memarahinya, anda berpaling pada istri anda dan mengkritiknya karena menaruh kopi terlalu ke tepi meja. Adu mulut pun tak terhindarkan. Anda pun terburu-buru pergi ke kamar untuk berganti pakaian.
Kembali dari kamar anda melihat anak anda masih menangis dan belum selesai sarapan. Ia tampak belum siap untuk berangkat sekolah. Dan ia pun tertinggal bus sekolahnya. Istri anda harus segera berangkat bekerja. Anda lantas buru-buru menuju mobil dan mengantar anak anda sekolah. Karena terlambat, anda menyetir dengan kecepatan 60 km/jam, padahal rambu-rambu menyuruh anda menyetir pada limit kecepatan 40 km/jam.
Setelah 15 menit tertunda dan menghabiskan uang Rp 200.000 karena ditilang polisi, akhirnya anda tiba di sekolah. Anak anda terburu-buru keluar dari mobil dan lupa menyalami anda. Setelah terlambat 20 menit, anda pun tiba di kantor. Tapi ternyata anda lupa membawa tas kerja!!
Hari itu dimulai dengan sesuatu yang buruk. Selanjutnya semua hal berlangsung dengan buruk. Pada saat pulang, hubungan anda dengan istri dan anak anda pun sedikit terganggu.
Kenapa? Semua karena cara anda bereaksi pada pagi itu.
A) Apakah kopi penyebabnya?
B) Apakah anak anda penyebabnya?
C) Apakah polisi yang menyebabkannya? Atau..
D) Andakah penyebabnya?
Jawabannya adalah D. Anda tidak memiliki kontrol atas apa yang terjadi dengan kopi. Respon anda-lah yang menyebabkan hari buruk anda.
Berikut ini alternatif lain yang bisa terjadi dan memang semestinya anda lakukan. Kopi tumpah mengotori kemeja anda. Anak anda terkejut dan mau menangis. Namun anda dengan lembut dan ramah berkata : “Tidak apa-apa Nak, tapi lain kali lebih berhati-hati ya”. Anda meraih serbet dan segera pergi ke kamar. Anda berganti pakaian dan mengambil tas kerja anda. Anda keluar lagi menuju dapur dan masih sempat melihat anak anda berjalan menuju bus sekolahnya. Anak anda menoleh dan melambaikan tangannya pada anda. Anda pun lantas mencium kening istri anda sebelum berangkat kerja. Anda tiba di kantor 5 menit lebih awal dan dengan cerah ceria mengucapkan selamat pagi pada rekan-rekan kerja anda. Bos anda pun memuji keceriaan anda di pagi hari itu.
Perhatikan perbedaan dua skenario tadi. Keduanya diawali hal yang sama, namun berakhir dengan cara yang berbeda. Mengapa? Karena cara anda bereaksi. Anda sama sekali tidak memiliki kontrol atas 10% hal yang terjadi, tetapi 90% lainnya ditentukan oleh reaksi anda.
Jadi, apabila seseorang berbicara negatif mengenai anda, anda jangan menjadi busa yang menyerap kata-katanya. Biarkan serangan itu mengalir seperti air di daun keladi. Anda tidak perlu membiarkan komentar negatif itu mempengaruhi anda. Bereaksilah secara tepat maka komentar apa pun tak akan merusak hari anda. Satu reaksi yang salah bisa menyebabkan anda kehilangan seorang teman, terbakar marah, stress, dan lain-lain.
Bagaimana reaksi anda jika ada pengendara motor yang tiba-tiba menyeberang tepat di depan mobil anda? Apakah anda langsung naik pitam? Memukul stir mobil? Atau anda memaki dengan kata-kata kotor? Darah tinggi anda langsung kumat? Anda sebenarnya tidak perlu seperti itu. Memangnya siapa yang akan mempermasalahkan jika anda terlambat datang 10 detik karena harus mengerem sebentar? Ingatlah prinsip 90-10 itu dan anda tak perlu mengkhawatirkan apa pun.
Anda dipecat. Lalu mengapa anda jadi susah tidur atau jengkel? Gunakan saja “energi kekhawatiran” anda itu untuk segera mencari pekerjaan yang lain. Pesawat terlambat. Ini merusak jadwal anda untuk hari itu. Lalu kenapa anda marah-marah dan menumpahkan kejengkelan anda pada flight attendant? Ia jelas tak mampu mengontrol kejadian terlambatnya pesawat. Gunakan saja waktu yang luang untuk belajar atau membaca atau berkenalan dengan penumpang yang lain, dan sebagainya. Ingat, stress yang menyerang hanya akan menambah buruk keadaan.
Cobalah berlatih menerapkan formula 90-10 ini dan perhatikan apa hasilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar